When Physical Appearance Matter.


Long time no blogging. Jadi hari ini tuh gak ada kerjaan sama sekali. Padahal aku ada revisian yang musti banget dikerjain, karena mau ngadep dosen penguji hari Selasa besok. Padahal pas ujian bapaknya udah bilang kalo bisa selesai dalam seminggu. Tapi ini udah 10 hari belum-belum nemuin bapaknya lagi haha.
So, tadi pagi buka youtube dan Gita Savitri baru upload video baru. Gita ini salah satu youtubers favorite aku akhir-akhir ini. Konten channelnya edukatif, dan inspiratif banget. Orangnya juga open minded jadi seru aja liat videonya. Jadi video baru dia ini dikasih judul “Body positivity, beauty standard, loving yourself”
Di dalamnya dia ngejelasin kenapa orang-orang korea banyak yang plastic surgery, terus gimana fenomena filler dll sekarang ini. Dia juga ngasih opini dia tentang society kita yang melihat seseorang dari physical appearance aja. Dan gimana dampaknya bagi diri kita sendiri, karena jadinya kita selalu melihat kekurangan di diri sendiri dan di diri orang lain. Ada aja celahnya yang ngebuat kita gak puas sama apa yang kita punya dan at the end ngebuat kita gak bersyukur.

Untuk opini di video dia ini ada yang aku setuju, ada juga yang enggak. Gak bisa dipungkiri, bahwa first impression is really matter. Terhadap apapun. Terhadap orang yang baru pertama dikenal, terhadap barang, dan hewan ataupun tanaman sekalipun, Karena udah jadi fitrahnya lah kalo setiap kita ini sukanya sama yang indah-indah. Suka sama hal yang menarik. Padahal gak ada sama sekali tolak ukur untuk indah dan menarik. Semuanya subjektif. But than again, physical appearance itu bener-benar penting. Kata-kata “don’t judge a book by its cover” sounds silly on me. Maksudnya, ya kalo dari kovernya aja gak menarik, lo pun akan gak punya ketertarikan untuk membacanya. Barang pun gitu. Makanya ada tim pemasaran yang ngurusin branding segala macem. Gimana packaging sebuah barang bisa menarik, dan ngebuat orang tertarik untuk ngebelinya.

Bener banget kata Gita, bahwa kita tinggal di society yang membuat penampilan fisik itu bener-bener suatu hal yang penting. Dan secara gak langsung, kita akan bertindak, berprilaku untuk memuaskan hasrat “society” itu. Idealnya adalah seseorang dikatakan ganteng atau cantik adalah mereka yang punya proporsi tubuh yang ideal. Tinggi nya pas, berat badannya juga pas. Mereka yang hidungnya mancung, yang kulitnya putih. Ya yang kayak model lah. At least, that’s my handsome and pretty definition. Walaupun sebenernya gak “sesakklek” itu. Dan ketika diri kita gak sesuai dengan definisi itu, oke bukan kita tapi aku, aku akan berusaha sebisa mungkin untuk menyesuaikan definisi itu. Aku udah banyak banget baca tentang hal ini, di twitter, di askfm. Ketika beberapa orang ditanya, fisik itu jadi penilaian yang penting gak sih? Rata-rata bahkan hampir semua menjawab, iya penting banget. Ya lo gak bisa pungkiri itu. Orang kan pertama ketemu pasti ngeliatnya fisik dulu. Ketika lo menarik secara fisik, secara look, orang juga akan notice lo. Setelah fisik, baru lo liat gimana kepribadian dia, otak dia. Kalo egk semenarik itu, secara fisik, lo harus punya effort lebih untuk di notice sama orang sekitar. Itu sih sepengalaman aku. Dan kayaknya juga itu yang dialamin banyak orang deh. I mean gini, kalo secara fisik lo gak menarik lo akan mencari-cari sesuatu apa ya yang kira-kira bisa bikin orang tuh sadar kalo gw tuh ada lho. Ya kayak yang kita liat aja sih, banyak orang-orang yang ngebuat dirinya jadi “dagelan” di social media seperti instagram ataupun youtube. Apakah mereka dengan penampilan fisik yang menarik? Enggak. Mereka yang aneh-aneh itu kayak mimi peri, kayak yang biasa nya pas audisi suatu kontes ditampilin yang lucu-lucu gitu kalo lo perhatiin, adalah mereka yang secara fisik tuh gak menarik. So sorry for my crude saying. But that’s the fact huh? Kalo mereka sudah menarik secara fisik mereka gak akan buat sesuatu yang heboh-heboh gitu untuk just in case people will notice their existence.

Itulah kenapa banyak banget orang yang do plastic surgery. Ya walaupun itu uang-uang mereka, hak mereka untuk ngapa-ngapain badan mereka. They think that something must be fixed here and there in order to make them more beautiful. Even, then again, there is no standard of beauty it self.
Kalo lagi-lagi ini tentang bagaimana mencintai diri sendiri, ya aku pun gitu. Maksudku, every people has their own way for loving their body. Bukan berarti orang yang operasi plastic gak sayang sama badannya, gak respek sama badannya. Kalo statement ya udah sih terima aja apa yang Allah kasih sama badan lo, itu tuh udah yang terbaik. Ya bener sih. Ini emang udah bentuk yang paling baik bgt. Ngeliat orang filler hidung, bibir dll, walaupun itu first time kita ngeliatnya, which mean kita gak pernah tau bentuk dia sebelumnya, tapi tetep aja akan terlihat aneh. Ini kenapa gw jadi gak konsisten ya. Hahaha. 
You guys know what i mean lah ya. Maksudnya ya lo memang harus menerima apa adanya apa yang Allah kasih buat lo. Tapi gak pula membuat lo untuk ogah-ogahan menjadi lebih baik. Misalnya muka lo jerawatan, dan lo do nothing for it. Itu juga gak bener. Karena lo bisa untuk mengusahakan untuk membuat muka lo lebih clean. Harus tetep ada usahanya, gitu. Karena secara langsung maupun gak langsung, itu akan berdampak sama kepercayaan diri lo. Coba diperhatiin lagi baik-baik. Diruntun lagi dari misalnya lo mau pergi ke suatu acara, ataupun ke kampus gitu. Lo pasti akan mencari pakaian ataupun sesuatu yang suits on you kan? Lo akan wondering bakal aneh gak ya kalo gw pake ini? Nti orang-orang bakal ngeliatin gak ya? Yes. We only think what people think on us. Satisfying society needs. And that is reality that you have to face. Just deal with it.   

Comments

Popular Posts