CINTA = RUMIT
Bukankah mencintai adalah sebuah hak yang telah Allaah berikan kepada setiap hambanya? Lantas salahkah bila mencintai seseorang?tentu jawabannya akan tidak. Tetapi bagaimana mekanisme cintanya berjalan, itulah yang terkadang menjadi suatu kesalahan. Ntahlah, menjaga hati seakan sulit sekali. Ketika mata tak bisa menundukan pandangan dari keindahan-keindahan duniawi, yang sebenarnya bisa dimanage jika kita bisa melawan setan-setan picik. Teori? Yup. Teori memang sepertinya sudah dibuat sedemikian rupa sehingga rasanya semuanya bisa disamaratakan. Tetapi kenyataannya teori tidak pernah semudah praktiknya bukan? "pokoknya besok kalo ngeliat dia gak boleh senyum, gak boleh lebay, gak boleh kesenengan! Pokoknya gak boleh ngayalin tentang dia dan blablablaaaa" (dalem hati). Kenyataannya? Besok, papasan di kampus, disenyumin dikit ajaaaaaaaaa senengnya nyampe langit ketujuh *inilebay*inicurcol* hehehehehe gak deeeeng
Ada hal yang memang seharusnya disimpan rapat-rapat di hati sih. Kayak kemarin, waktu presentasi ibadah dan akhlaq materinya tentang akhlak terhadap sesama muslim. Terus pas tanya ajawab ada kawan yang nanya, "gimana kalo kita suka sama lawan jenis, apakah harus diungkapkan atau gimana?" kemudian hening......
Aku nyoba jawab... kurang lebih isinya, ya menurut aku ketika kita suka sama seseorang, karena di umur-umur sekarang ini kita ngerasa belum siap atau mampu untuk menikah, ya musti ditahan dulu rasa pengen memilikinya. Karena gak munafik sih, analoginya ketika kita ke mall, ngeliat baju bagus, tertarik, suka, pasti pengen banget deh punya baju itu. Gitu juga ketika kita suka sama seseorang rasa ingin memiliki seseorang itu pasti ada, dan saat kita belum mampu untuk menjadikannya halal bagi kita, yaaaa di keep dulu perasaannya. Jangan pula dilampiasin dengan pacaran. Jadi apa yang harus dilakuin? Ikhtiarnya sama Allaah aja. Berdoa sama Allaaah, minta supaya dia menjadi jodoh kita, dan berusaha untuk memantaskan diri. Memantaskan diri dengan dasar janji Allaah bahwasanya
"wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" (QS An-Nur ayat 26)
See? kuncinya adalah memantaskan diri. Biarin aja rasa "itu" halal pada tempatnya. Ketika kita mencintai seseorang dengan alasan, semisal karena cantinya atau kayanya atau pintarnya, ingtlah ketika alasan itu hilang, rasanya pun akan hilang beserta rasa itu. Lain hal nya ketika kita mnyayangi seseorang karena Allaah, insyaAllaah, rasanya akan selalu berada dalam hati kita sampai akhirnya nanti.
Comments
Post a Comment